Jika kau kembali, jangan paksa aku tuk mengerti.
Biarkanlah aku sendiri yang mengartikan alasanmu pergi meninggalkanku.
Karena bagiku apapun alasan itu aku pernah terluka karenanya.
Biarkanlah aku sendiri yang mengartikan alasanmu pergi meninggalkanku.
Karena bagiku apapun alasan itu aku pernah terluka karenanya.
Bukannya tak memaafkan hanya saja aku tak ingin menjadi munafik
Aku terlalu munafik jika aku mengatakan "Tak apa aku mengerti! Lupakan saja!"
Aku bukan pelakon sandiwara yang berusaha menerima untuk mengerti.
Jika kau kembali, biarkanlah aku berpaling.
Luka itu masih belum kering tak akan sanggup rasanya untuk tak berpaling.
Berpaling dari tatapan tajam matamu yang selalu mampu meruntuhkanku.
Berpaling dari kenyamanan yang selalu membuatku ingin berada dalam dekapanmu.
Aku hanya ingin keluar dari zona nyamanku bersamamu.
Masa ini adalah masa dimana ku harus berpaling dan melewatkanmu.
Jika kau kembali, tolong jangan paksa aku untuk mengulang.
Bukan hanya mengulang sakit yang pernah ku rasa.
Tapi juga mengulang kisah indah yang pernah kita lalui.
Karena bagiku kini kamu adalah fatamorgana yang hanya menciptakan harap.
Memberi kebahagiaan di awal tapi menciptakan luka diakhir kisah.
Luka yang hanya akan hilang setelah aku melewatkanmu.
Jika kau kembali....
Silahkan saja, tentu aku tak akan melarangmu.
Hanya saja biarkan aku diam karena diamku adalah untuk menahan kesakitan itu.
Akan ada masa dimana aku akan bersuara kepadamu.
Akan ada masa dimana aku bisa bergurau dan menggelakan tawa bersamamu kembali.
Tapi tak akan pernah lagi ada masa dimana aku memberikan cinta ini lagi kepadamu.
Karena aku tak ingin lagi ada masa dimana aku harus terluka karenamu.
Karena aku tak ingin lagi ada masa dimana aku harus terluka karenamu.
No comments:
Post a Comment